Kanal

Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono Tutup Usia

JAKARTA (SULUHONLINE.ID) - Suasana duka menyelimuti insan pers di Indonesia. Pasalnya, salah seorang tokoh pers dan wartawan senior yang juga Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2008-2018 Margiono wafat di usia 61 tahun, kemarin (1/2). 

Sebelum dikebumikan di TPU Jelupang, Tangerang Selatan, pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur itu sempat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Modular, Simprug, Jakarta. Di situ, Margiono sempat menjalani perawatan sekitar sepekan.

Kerabat yang juga direktur Rakyat Merdeka, kelompok usaha milik Margiono, Ratna Susilawati mengatakan, sebelum wafat almarhum sempat terpapar covid. "Beliau juga komorbid," ujarnya kepada JPG.

Dalam beberapa tahun terakhir, Margiono menderita komplikasi. Antara lain diabetes, hipertensi atau darah tinggi, hingga penyakit ginjal yang memaksanya menjalani cuci darah secara rutin.

Kepergian Margiono, lanjut dia, membawa duka mendalam bagi keluarga besar RM. Ratna menceritakan, almarhum bukan hanya "bos", namun juga panutan, guru dan orang tua bagi keluarga besar RM. " Beliau selalu mengajari kami dengan gayanya yang humoris," kata dia.

Di mata Ratna, Margiono juga sosok yang bekerja sangat keras dan detail. Dalam memproduksi koran misalnya, almarhum sangat mengamati setiap tahap. Wartawan juga diminta hati-hati dan menjaga cover bothside. "Kata beliau bekerja ibarat ngekepin. Mendekap," tuturnya. 

Rasa duka juga dirasakan Ketua Umum PWI Atal Sembiring Depari. Atal menuturkan, Margiono merupakan sosok yang totalitas di PWI. Bahkan meski menjalani pengobatan dan cuci darah dalam beberapa bulan terakhir, Margiono tetap aktif menjalani tugasnya sebagai Ketua Dewan Penasihat PWI. 

Dalam berbagai kegiatan, yang bersangkutan juga tetap hadir. "Di zoom saya liat tetap ada, tapi memang duduknya ga kaya dulu lagi. Kita tanya sehat? Sehat jawabnya," tuturnya menceritakan. 

Sebelum Margiono menjalani perawatan di RS, Atal sendiri sempat berkomunikasi langsung melalui sambungan telepon. Dalam kesempatan itu, dia mengkonfirmasi ulang rencana kehadiran Margiono pada Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2022 di Kendari. "Dia belum tetapkan kapan berangkat, tapi bulat ingin berangkat," jelasnya.

Salah satu warisan yang ditinggalkan Margiono di PWI adalah kompetensi wartawan. Program yang digelar sejak 2011 tersebut bisa terus berlangsung hingga sekarang. Maklum saja, kata Atal, semasa hidupnya Margiono sangat konsen dengan kompetensi wartawan.

"Dia liat penting untuk mengukur kompetensi wartawan kita. Di situ dia pikirannya," imbuhnya.***SOI-1

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER