PEKANBARU (SULUHONLINE.ID) - Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Riau, saat ini juga menjadi masalah serius. Karena itu, masalah ini perlu ditangani dan diperhatikan secara bersama oleh semua pihak.
Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution mengatakan, selain masalah narkoba, penanggulangan HIV/AIDS juga harus menjadi perhatian semua pihak. Di mana pada tahun lalu, ditemukan 7.000 lebih orang dengan HIV/AIDS.
"Dari data yang dikumpulkan Dinas Kesehatan Provinsi Riau sampai pada September 2021, telah ditemukan 7.238 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Riau, yang mana 3.413 orang ditemukan sudah dalam stadium AIDS," katanya.
Wagubri juga menerangkan, dari data tersebut, kasus HIV/AIDS bukan hanya terjadi dalam kasus masyarakat umum, akan tetapi juga melibatkan ASN bahkan TNI.
Untuk itu menurutnya, kasus HIV/AIDS ini harus segera ditindaklanjuti dengan serius. Karenanya kasus tersebut perlu menjadi prioritas bersama untuk mencegah terjadinya kasus HIV/AIDS dan harus diintegrasikan ke dalam program pembangunan.
"Jadi kalau kita lihat, kasus LGBT juga perlu menjadi perhatian tinggi saat ini. Dan perlu juga menemukan formulasi dalam menghadapi permasalahan tersebut," ucapnya.
Wagubri menambahkan, jika nanti adanya sosialisasi narkoba ke sekolah-sekolah atau perguruan tinggi, maka menurutnya perlu juga dimasukkan sosialisasi terkait pemahaman pencegahan HIV/AIDS bahkan juga permasalahan LGBT.
Karena menurutnya, dampak dari permasalahan tersebut bagi kehidupan masyarakat juga sama-sama membahayakan bagi kesehatan maupun bagi lingkungannya.
"Kalau nanti dalam waktu dekat ada sosialisasi narkoba pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, mungkin ini juga bagian yang perlu di masukkan HIV/AIDS dan LGBT. Karena dampaknya juga luar biasa," ujarnya.***SOI-1